Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors.
Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Responsive image


Puputan

Gusti Ngurah Karangasem, raja Buleleng ke-12, dan 400 pengikutnya memilih puputan daripada menyerah saat perang di Benteng Jagaraga (1849).

Puputan adalah istilah dalam bahasa Bali yang mengacu pada ritual bunuh diri massal[1] yang dilakukan saat perang daripada harus menyerah kepada musuh. Istilah ini berasal dari kata bahasa Bali "puput" yang artinya "tanggal" / "putus" / "habis / "mati".

Puputan yang terkenal di Bali adalah Puputan Jagaraga, dilakukan oleh Kerajaan Buleleng melawan pasukan kolonial Belanda setelah Raja Buleleng memberlakukan sistem tawan karang (menahan seluruh kapal asing yang berlabuh di dermaga Buleleng) terhadap kapal-kapal dagang Belanda, dan Puputan Margarana yang dipimpin oleh seorang serdadu Dewan Perjoeangan Republik Indonesia Sunda Kecil (DPRI SK) kelahiran Bali bernama I Gusti Ngurah Rai untuk melawan aksi militer kolonial Belanda.

  1. ^ Pringle 2004, hlm. 106.

Previous Page Next Page






Puputan BAN Пупутан BE Puputan Catalan Puputan German Puputan DTP Puputan English Puputan Spanish Puputan Finnish Puputan French Puputan Italian

Responsive image

Responsive image